Saturday, September 03, 2011

ASPEK TEKNIS PENYULINGAN MINYAK CENGKEH

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Bicara masalah teknis, memulai usaha penyulingan minyak daun cengkeh lumayan ribet. Memang anda tidak perlu susah-susah untuk mempelajari aspek budidaya plus mencoba menanam sendiri pohon cengkehnya. Anda tinggal mencari lokasi dimana terdapat sentra perkebunan cengkeh yang cukup luas tetapi sedapat mungkin belum ada penyuling daun cengkeh di sekitar perkebunan tersebut atau jumlah penyuling yang ada yang jauh dari potensi bahan baku yang ada. Hal ini agar tingkat persaingan untuk mendapatkan bahan bakunya tidak ketat. Sebagai pemula, tentunya anda ingin mendapatkan banyak “kemudahan” bukan?

Yang perlu anda pikirkan dalam hal aspek penyediaan bahan baku adalah menyiapkan jejaring para pengumpul daun cengkeh. Di sini anda membutuhkan beberapa koordinator pengumpul daun cengkeh di setiap titik-titik atau simpul-simpul tertentu. Anda sendiri yang memetakan simpul-simpul tersebut berdasarkan hasil survey lapangan anda. Kadang koordinator ini sering dipanggil “bakul” atau bisa juga bandar. Para bakul ini mengumpulkan daun-daun cengkeh yang sudah diambil oleh para petani atau para pengumpul sampai jumlahnya mencukupi untuk dibawa atau dijual ke pabrik penyulingan anda. Para pengumpul daun cengkeh ini biasanya akan meletakkan hasil kumpulannya di pinggir-pinggir jalan setelah dimasukkan ke dalam karung. Sementara Sang bakul akan keliling mengambil karung-karung tersebut menggunakan kendaraan angkut. O ya, anda harus bersiap-siap menyediakan ratusan karung untuk penampungan daun cengkeh. Karung ini dapat dipakai kembali dan selayaknya diberi tanda agar mudah terlacak apabila terselip ataupun raib.

Bakul ini bisa jadi anda yang memodali untuk keperluan pembelian bahan baku. Harapannya sih dia memiliki modal sendiri untuk menghindari resiko kehilangan uang anda dan terpakai untuk keperluan lain yang tidak sesuai dengan kepentingan anda, tetapi agaknya masih cukup sulit. Yah, berhati-hatilah saja dan pastikan anda mengenali dengan baik karakter bakul-bakul yang anda tunjuk dan membimbingnya ke jalan yang benar…hehe.

Untuk lokasi penyulingan, sebaiknya anda mencari lokasi yang tersedia cukup sumber air mengalir. Ingat!! Keberadan air ini CUKUP PENTING. Air mengalir ini tidak perlu bersih dan bening seperti air PDAM, yang penting cukup tersedia terutama untuk proses pendinginan. Jika tersedia air mengalir dengan cukup, maka besaran investasi yang akan anda keluarkan lebih kecil karena tidak perlu membuat kolam-kolam besar untuk sirkulasi air pendinginnya. Juga harus diperhatikan bahwa pabrik penyulingan tidak terlalu dengan pemukiman penduduk. Pabrik penyulingan cengkeh sangat berpotensi menimbulkan polusi udara dalam bentuk asap pembakaran. Jangan sampai deh nanti dikomplain atau didemo masyarakat sekitar gara-gara asapnya itu mengganggu aktivitas mereka. Juga perlu diperhatikan penanganan limbah kondensat minyak cengkeh. Sebaiknya tidak langsung dibuang ke sungai karena sifat minyak cengkeh yang keras dan bisa membuat ikan-ikan yang hidup di sungai tersebut terkapar dan tewas. Apalagi jika sungai tersebut digunakan juga untuk aktivitas sehari-hari masyarakat sekitar. Langkah terbaik adalah limbah-limbah kondensat ini dirancang sedemikian rupa agar bisa digunakan kembali untuk mengisi air ketel suling sehingga tidak akan ada yang terbuang menjadi limbah.

Berikutnya kita bicarakan masalah fasilitas produksi. Fasilitas-fasilitas produksi utama dalam menyelenggarakan penyulingan minyak daun/gagang cengkeh adalah sebagai berikut :

  1. Ketel penyulingan dan segala perlengkapannya. Termasuk di dalamnya adalah ketel suling itu sendiri, kondensor/pendingin, sistem pemisahan minyak dan air, serta sistem perpipaan. Ketel ini bisa terbuat dari stainless steel atau dari carbon steel (besi biasa). Untuk produksi minyak cengkeh, sudah cukup digunakan penyulingan sistem kukus alias satu ketel untuk air dan bahan baku. Kebanyakan cukup menggunakan carbon steel supaya harga belinya jauh lebih murah. Jika menggunakan carbon steel, warnanya minyak hitam pekat. Tetapi tidak menjadi masalah karena untuk minyak cengkeh yang dilihat kebanyakan bukan masalah warna tetapi kadar eugenol dari minyak cengkeh yang dihasilkan. Sedangkan pada ketel suling stainless steel, anda akan memperoleh minyak cengkeh berwarna kuning bening. Jika anda tidak mendapatkan pembeli khusus untuk minyak cengkeh kuning bening ini dengan harga yang special pula, maka tentunya harga jualnya akan sama dengan minyak cengkeh hitam untuk kadar eugenol yang standar. Dengan pertimbangan nilai keekonomian, kapasitas minimum penyulingan minyak daun cengkeh biasanya sekitar 500-600 kg bahan baku per batch penyulingan. Ada yang menyuling pada kapasitas 800 kg, 1000 kg, atau 1200 kg. Besaran kapasitas ini juga disesuaikan dengan bugjet investasi yang anda miliki, juga tentunya dengan potensi bahan baku di sekitar calon lokasi penyulingan anda.
  2. Bangunan pabrik. Bangunan ini sederhana saja alias semi permanen untuk meminimalisir jumlah investasi yang anda keluarkan. Yang penting memberikan kenyamanan bagi anda dan bagi pegawai anda. Pada bagian ketelnya dibuatkan panggung dengan ketinggian sekitar 30-50 cm dari bibir ketel untuk memudahkan proses pemasukan (loading) dan pengeluaran (unloading) bahan baku. Cukup bangunan yang terbuat dari kayu atau bisa juga dari bambu. Yah, pokoknya sesuai selera dan budjet anda, deh. Untuk kapasitas penyulingan sekitar 1000 kg, setidaknya dibutuhkan lahan sekitar 100-150 m2 termasuk untuk keperluan gudang menyimpanan bahan baku.
  3. Tungku pembakaran. Bahan bakar yang digunakan untuk sumber energi penyulingan minyak cengkeh adalah kayu bakar dan utamanya adalah ampas daun cengkeh yang sudah disuling. Kadang malah ada yang memakai karet ban bekas, namun untuk ini saya tidak rekomendasikan. Oleh sebab itu dibutuhkan dapur pembakaran yang representatif agar pembakaran bisa berlangsung dengan baik dan mendekati sempurna. Karena salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap jumlah minyak yang dihasilkan adalah PEMBAKARAN dan konstruksi pipa-pipa api di dasar ketel sulingnya. Tungku pembakaran terbuat dari batubata merah, semen, dan pasir. Tidak perlu sampai menggunakan bata api (fire/refractory brick) karena biaya pembuatan tungku tentunya akan sangat mahal.
  4. Kolam pendingin. Berfungsi untuk menyelenggarakan proses pendinginan/pengembunan atau merubah uap air+minyak menjadi cairan. Jika tersedia sumber air mengalir dengan cukup, ukuran kolam pendingin ini bisa saja kecil alias disesuaikan dengan ukuran kondensornya. Hati-hati dalam membuat kolam pendingin ini. Gunakan tenaga tukang yang sudah berpengalaman membuat kolam supaya kola mini tidak jebol di tengah jalan karena kurang kuat menahan beban air. Banyak kejadian-kejadian seperti ini ketika saya melakukan ujicoba penyulingan di beberapa daerah.

Sedangkan fasilitas-fasilitas produksi pendukung ini diantaranya adalah :

1. Timbangan bahan baku. Dapat berupa timbangan duduk seperti yang biasa dipakai untuk menimbang beras. Bisa juga timbangan gantung seperti yang biasa dipakai untuk menimbang ikan. Sementara untuk timbangan minyak, anda bisa memakai kedua jenis timbangan di atas. Minyak cengkeh tergolong minyak atsiri berharga murah, sehingga toleransi kesalahan penimbangan sampai dengan 1-2 ons masih dapat dipertimbangkan. Tetapi jika tersedia modal cukup, anda bisa membeli timbangan duduk digital dengan ketelitian yang bagus dan tentunya harganya lebih mahal.

2. Penampung minyak hasil sulingan. Dapat berupa derigen-derigen HPDE 30 liter (apa itu HDPE?) yang biasanya berwarna biru atau abu-abu. Bisa juga berupa drum-drum HDPE bervolume 200 liter. Jumlah penampung ini tentunya disesuaikan dengan kapasitas produksi minyak anda atau perkiraan stok hasil sulingan sebelum dijual. Penampung minyak ini bisa dipakai kembali, istilahnya re-use.

3. Corong dan penyaring minyak. Bisa digunakan corong plastik yang berukuran jumbo dimana bagian atasnya diletakkan kain penyaring minyak yang biasa disebut kain monel. Kain monel ini bisa yang berukuran 180 atau 200. Fungsinya untuk menyaring minyak dari kotoran-kotoran sekaligus menyaring minyak cengkeh dari air yang masih terikut. Minyak cengkeh akan lolos sedangkan airnya tertahan di atas permukaan kain. Harga kain ini yang bagus (buatan Eropa) sekitar Rp 400.000,- per meter yang bisa dibagi 4 atau 6. Sedangkan yang murah tidak sampai Rp 200.000,- per meter. Bisa dipakai berulang kali sampai kemampuan penyaringannya tidak efektif lagi. O ya, kain monel dapat dibeli di toko-toko penyedia perlengkapan sablon. Juga lengkapi dengan beberapa perlengkapan kecil seperti sendok sayur stainless dan ember-ember kecil.

4. Alat analisis sederhana. Sebenarnya hal ini tidak mutlak diperlukan jika anda mempunyai pembeli minyak cengkeh yang kredibel dan punya integritas artinya anda tidak takut dibohongi perihal kualitas minyak yang anda hasilkan. Alat ini berupa hidrometer dengan rentang skala 1,000 s/d 1,100. Alat ini berfungsi untuk memperkirakan sejauh mana kualitas minyak cengkeh yang anda hasilkan. (Baca kembali artikel ini : http://ferry-atsiri.blogspot.com/2011/05/prediksi-kadar-eugenol-pada-minyak-daun.html). Dapat dibeli di toko-toko perlengkapan laboratorium. Harga juga cukup murah. Yang buatan Eropa paling mahal Rp 200.000,- sedangkan yang buatan China harganya bisa jauh lebih murah. Jangan lupa lengkapi juga dengan gelas ukur volume 100 ml atau 250 ml sebagai media penuangan minyak saat akan diukur hidro-nya.

5. Peralatan bengkel sederhana. Contohnya adalah kunci Inggris, kunci pipa, kunci-kunci pas, tang, gergaji besi, dll. Peralatan ini berfungsi untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan masalah-masalah kecil pada ketel penyulingan anda yang bisa anda tangani sendiri pada keadaan urgent.

6. Sekop, capit, garpu, dll. Alat-alat ini diperlukan untuk penanganan daun cengkeh, baik pada saat pemasukan bahan baku, pengeluaran bahan baku, maupun memasukkan ampas daun cengkeh dalam tungku pembakaran untuk dibakar sebagai sumber energi.

Mmmh….penjelasan mengenai aspek teknis berwirausaha penyulingan minyak cengkeh sepertinya saya cukupkan di sini. Jika masih banyak yang belum jelas, silakan kita diskusikan. Atau jika ada rekan-rekan yang ingin memberikan masukan berdasarkan pengalaman-pengalaman teknisnya, sangat saya persilakan supaya kita bisa sharing ramai-ramai di sini.

5 comments:

  1. Salam mas ferry,lama nggak update ya..hehehhee

    Gini mas,tempat sya banyak penyuling minyak cengkeh yg menghasilkan ratusan ton minyak cengkeh perbulan,saya ada pemikiran tuk jadi pengepul minyak cengkeh ini.

    Pertanyaan saya mas..

    1.untuk jadi pengepul MARGIN yang bisa kita dapet berapa mas dari harga beli di penyuling.Saya pernah ngobrol dengan marketing INDESSO cuman nggak mau kasih tau harga beli karena dia punya pengepul lama yang dah ada di daerah saya(..mm dah melanggar undang-undang ni,bukankah UUD mengamanatkan "setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak"...hehehheheeehhheeeee)

    2.Standar mutu minyak cengkeh seperti apa yang diterima exportir..??apakah kadar eugenol berpengaruh terhadap harga minyak...??

    Maturnuwn

    ReplyDelete
  2. Kang Ferry,
    Numpang copy di blog IKA-ku yah kang.
    Kalo ada waktu, bisa diundang ke makassar lagi ga? buat sharing ilmu sama anak2 ex BKK..

    Tks,

    Bambang-Poltek99

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. @Bambang ; silakan saja, Mbang. Dengan senang hati :)

    ReplyDelete
  5. @kalikuto : hehe...namanya juga bisnis, mas. jadi saya pikir sah2 saja mereka menyembunyikan semua informasi. Tinggal bagaimana pintar2 kita saja menggali informasi dr berbagai sumber yg menurut kita bisa dipercaya. Mengenai margin pengumpul minyak cengkeh, biasanya nggak tinggi2 banget. Per kg paling ambilnya cuma Rp 2000 - Rp 5000,-. Kalau lagi mujur...sekali lagi mujur!! bisa lebh dr nilai itu. Tapi kalau untung Rp 2000/kg dengan supply 10 ton/bulan, khan sudah Rp 20jt juga untungnya sebulan...:)
    Standar kualitas yg penting eugenolnnya saja sekitar 75% yg ditandai dengan nilai pada hidrometernya sekitar 1.020-1.025.

    ReplyDelete

Silakan memberikan komentar untuk tulisan ini.......